Lampung (Rembes.com) – Sudah sepekan berlalu langkah kecil itu meninggalkan rumah. Hingga kini, belum ada tanda-tanda akan kembali. Padahal, di sebuah rumah sederhana di Kecamatan Natar, Lampung Selatan, ada keluarga tercinta yang penuh harap, menanti kabar gembira.
Keluarga Mutiara Khairunisa (16) terus memanjatkan doa agar sang putri segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Mutiara, siswi kelas XI SMA Kesehatan di Bandar Lampung, dilaporkan menghilang sejak Selasa, 9 Desember 2025. Hari itu, tak ada firasat buruk. Ia berpamitan kepada orang tuanya untuk mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) di sekolah, seperti hari-hari biasanya.
Namun, sore yang ditunggu tak pernah menghadirkan kepulangan.
Ayah korban, Novi Riski (47), bersama putra sulungnya, Rido Pratama, sejak hari pertama tak henti berupaya mencari keberadaan anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.
Berbagai cara ditempuh, mulai dari mendatangi lokasi-lokasi di Bandar Lampung hingga menyebarkan foto Mutiara di warung-warung dan tempat keramaian.
“Kami menyebar foto ke mana-mana. Harapannya ada yang mengenali dan memberi kabar,” ujar Rido, ditemui awak Liputan6.com saat menyebar foto adiknya di Bandar Lampung, Selasa (16/12).
Tak hanya secara langsung, keluarga juga memanfaatkan media sosial untuk mencari jejak Mutiara. Informasi kehilangan disebar luas, dengan harapan sekolah, teman-teman, atau siapa pun yang pernah berpapasan dengan gadis remaja itu dapat memberikan petunjuk.
Menurut keterangan keluarga, Mutiara berangkat menuju sekolah menggunakan jasa ojek online. Namun sejak saat itu, ponsel yang biasa menjadi penghubung tiba-tiba tak lagi aktif. Upaya menghubungi berkali-kali tak membuahkan hasil.
Keesokan harinya, pihak keluarga mendatangi sekolah Mutiara. Namun, baik pihak sekolah maupun teman-temannya mengaku tidak mengetahui keberadaan siswi tersebut. Kegelisahan kian memuncak ketika hari berganti hari, dan Mutiara tak kunjung pulang.
“Tiga hari setelah hilang, kami akhirnya melapor ke polisi. Kami takut terjadi sesuatu pada anak kami,” ungkap Novi Riski.
Bagi keluarga, hilangnya Mutiara terasa begitu janggal. Ia dikenal sebagai pribadi yang baik, rajin beribadah, dan tak pernah pulang hingga larut.
Kekhawatiran terburuk pun menghantui benak keluarga, termasuk kemungkinan menjadi korban tindak kejahatan.
Hingga kini, ciri-ciri Mutiara masih terus disebarkan. Ia memiliki tinggi sekitar 156 sentimeter, berkulit sawo matang, dengan tahi lalat kecil di hidung serta alis yang lebat.
